Bagaimana Memilih Keris Yang Baik?


Memiliki sebuah keris memang sangat membangggakan, disamping ikut nguri-uri (bahasa jawa) dan melestarikan budaya yang adi luhung waris an nenek moyang juga menambah dan menumbuhkembangkan semangat mencintai budaya nenek moyang. Memiliki keris yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan memang tidak gampang karena disamping sulit mendapatkannya juga harga yang mahal apalagi kalau keris itu benar-benar keris yang memiliki sejarah yang jelas, keindahan dan karisma yang tinggi.


Bagaimana memilih keris yang baik ?, pertanyaan itu yang sering muncul jika kita ingin memiliki keris. Banyak para pecinta keris yang sudah memiliki patokan-patokan sendiri dalam mencari atau memiliki keris salah satunya adalah Tangguh, Wutuh dan Sepuh.

  • Tangguh adalah suatu perkiraan jaman pembuatan keris. Tangguh ditemukan dari meneliti bahan, garap dan motip pamor yang ada pada sebuah keris. Misalnya keris tangguh majapahit besinya hitam, ukuran bilahnya kecil, ganjanya juga kecil manis dan pamornya kecil seperti rambut kemudian untuk keris tangguh Mataram besinya mentah, bentuk bilahnya seperti daun singkong, ganja seperti cicak sedang manangkap mangsa dan pamor penuh atau mubyar sedang keris tangguh pajajaran bercirikan kerisnya tipis, lebar pamornya berkesan ngajih dan besinya kering. Dan juga keris itu jelas asal usulnya, pertama keris itu harus diketahui (diperkirakan buatan) mana, jelas pula siapa pemilik asalnya dan juga perlu dipertanyakan kenapa keris tersebut mau di mas kawinkan . Ada beberapa orang yang teliti sampai mengamati dahulu bagaimana keadaan keluarga pemilik keris tersebut, apakah ia keluarga yang bahagia atau yang berantakan .

  • Wutuh adalah suatu kesan tentang keadaan dari sebuah keris yang masih lengkap bagian-bagiannya, tidak ada yang patah atau keropos yang terlalu parah. Jika sudah keropos atau hilang salah satu bagian keris maka nilai keris tersebut akan menjadi berkurang. Intinya keris yang cacat jangan sampai dipilih, keris yang asal mulanya dibuat indah dan terbuat dari bahan baku pilihan walaupun telah aus biasanya masih tetap terbayang keindahannya. Keris yang dianggap tidak lagi utuh adalah keris yang patah bilahnya, patah kembang kacangnya atau pesinya.

  • Sepuh adalah tua, bukan keris jaman sekarang yang dituakan karena proses kimia. Ciri dari keris itu tua adalah dengan melihat ada tidaknya slorok (batas antara besi dan baja ) pada tiap bilah keris biasanya ada warna yang berbeda batas tersebut berwarna kebiruan atau hijau metalik dan terdapat ditepi bilah sebagai tajamnya keris. Banyak para pecinta keris pemula kadang tidak begitu mengerti tentang slorok ini sehingga sering keliru dalam memilih keris

Proses kepemilikan sebuah keris bermacam-macam, ada yang lewat warisan orang tua, pemberian seseorang, membeli atau mas kawin dari seseorang atau juga dengan cara-cara yang tertentu dengan meminta ridho dan ijin Tuhan. Semua cara sah-sah saja asal jangan sampai menelantarkan tugas utama dan keluarga. Memiliki keris yang baik memang tidak mudah tetapi kalau berjodoh dengan sedikit dana kita bisa mendapatkan keris yang istimewa dan cocok dengan hati kita. Akan lebih baik jika kita memilih keris dengan acuan seni dan keindahannya, walau keris itu muda tetapi seni garap dan keindahannya melebihi keris – keris yang sudah tua apa salahnya kita milikinya, hal ini akan membuktikan cita rasa seni yang tinggi pemiliknya.


Jangan sampai kita memiliki dan membeli keris karena tertarik pada cerita sipenjualnya, ini artinya yang kita beli adalah ceritanya dan bukan keindahan atau kualitas kerisnya. Memiliki keris dengan niat pertama nguri-uri (melestarikan) budaya, dengan niat ini maka kita tidak akan terjerumus pada kemusrikan / kesyirikan, karena yang kita nilai dari sebuah keris adalah budayanya bukan dayanya/isinya, jika sebuah keris ada tuahnya, ini terjadi atas ijin ALLAH SWT, kita serahkan kembali kepadaNya.


Secara ilmiah ditemukan bahwa setiap unsur yang ada di alam semesta saling tarik menarik (Law of Attraction) dan saling berhubungan seperti air, udara, tanah, dan unsur logam mampu merespon signal yang dipancarkan dari pikiran manusia. Seperti salah satu penemuan peneliti dari Jepang, Dr. Masaro Emoto bahwa air dapat menerima dan mengirim pesan yang sifatnya positif atau negatif dalam bahasa apapun. Kata-kata positif atau negatif yang secara berulang ulang yang ditujukan ke air dapat merubah susunan molekul dan partikel-partikel air tersebut. Untuk itulah beberapa agama menganjurkan untuk memuji Tuhan, Berdzikir, berucap, dan berpikiran positif secara berulang-ulang, hal ini dapat mempengaruhi seluruh bagian tubuh kita yang 80% adalah air dan merubah susunan gen dan sifat kita menjadi lebih baik bahkan dapat mempengaruhi manusia dan alam sekitar kita.


Begitu juga dengan logam untuk pembuatan keris yang dipanasi sampai ribuan celcius kemudian diberi mantra atau kata-kata positif dan harapan-harapan dari sang empu, tentunya dapat merubah susunan partikel dan energi keris tersebut. Sama seperti cara kerja memory atau harddisk komputer yang mampu menyimpan data atau informasi yang kita masukkan. Beginilah cara saya memahami apakah keris tersebut memiliki energi/bertuah atau cuma keris biasa (keris mati). Untuk menambah pengetahuan Anda tentang keris, silahkan klik di sini untuk mendownload gratis ebook ensiklopedia keris.


Sumber : http://www.keris.biz/


Artikel Terkait: